
Pendekatan Humanis dan Kolaboratif Diperlukan untuk Percepatan Penanganan Anak Putus Sekolah
SEMARANG – Tantangan penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) di Indonesia menuntut pendekatan yang lebih humanis dan kolaboratif. Hal ini menjadi pesan utama dalam kegiatan Bimbingan Teknis Pendataan Warga Negara Usia 4 sampai 18 Tahun yang Tidak Bersekolah dan Kesiapan Wajib Belajar 13 Tahun yang digelar di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Tengah, Semarang, pada 23–24 Juni 2025.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala BBPMP Jateng, Dr. Nugraheni Triastuti, S.E., M.Si., yang menegaskan pentingnya keterlibatan lintas sektor dalam membangun ekosistem pendidikan yang inklusif dan responsif terhadap persoalan anak putus sekolah.
Bimtek ini diikuti oleh 108 peserta yang berasal dari 35 kabupaten/kota serta wali wilayah se-Jawa Tengah, menandai semangat kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan daerah.
Salah satu narasumber utama, Drs. L. Manik Mustikohendro, M.Si. dari Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemdikdasmen, memaparkan materi bertajuk Membangun Ekosistem Pendidikan Guna Menekan Angka Anak Tidak Sekolah. Ia menjabarkan berbagai faktor penyebab anak putus sekolah, mulai dari aspek ekonomi, hambatan geografis, keterbatasan transportasi, hingga kondisi mental dan sosial.
Menurut data per 23 Juni 2025, jumlah siswa Drop Out dan Lulus Tidak Melanjutkan di Jawa Tengah tercatat sebanyak 251.570 anak, dengan jumlah tertinggi secara nasional berada di Provinsi Jawa Barat, mencapai 369.218 anak.
Lebih dari sekadar pelatihan teknis, Nugraheni menekankan bahwa kegiatan ini adalah ruang komunikasi lintas batas sektoral yang harus terus dihidupkan dalam jangka panjang.
“Bukan sekedar seremoni, kegiatan ini adalah momentum membangun gerakan bersama dalam semangat kemanusiaan, agar tidak ada lagi anak usia sekolah yang tertinggal dari hak dasarnya,” pungkasnya.
Dengan pendekatan yang kolaboratif dan empatik, diharapkan inisiatif ini menjadi fondasi kuat untuk mewujudkan wajib belajar 13 tahun secara nyata, menyentuh seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali.(sunarto-23062025)