Layanan Berkualitas dan Setara melalui Pendidikan Non Formal

Layanan Berkualitas dan Setara melalui Pendidikan Non Formal

Banyak cara ditempuh pemerintah untuk memberikan layanan pendidikan bagi warganya, salah satunya adalah Pendidikan Non Formal.

Pendidikan Non Formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal pada umumnya yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan ini adalah Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) serta Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP).

Guna lebih menggaungkan dan mensyiarkan Pendidikan Non formal, Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Senin (27/11/2023) menggelar Gebyar Pendidikan Non formal 2023 dengan mengambil tema ‘Dengan Gebyar Pendidikan Non Formal Menuju Layanan Berkualitas dan Setara”.

“Memberikan syiar bahwa Pendidikan Non Formal itu ada, ini menjadi dinamisasi pendidikan, bahwa pendidikan Non Formal ini setara dengan Formal”, sambut Kepala Dinas Pendidikan Drs. Joko Wiyono, M.Si.

“Gebyar Pendidikan Non Formal yang diikuti oleh warga belajar SKB, PKBM dan LKP kali ini menyajikan pentas seni, bazaar serta olahraga bola volley”, sambungnya.

Apresiasi atas Gebyar Pendidikan Non Formal diberikan secara khusus oleh Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Tengah Nugraheni Triastuti, S.E., M.M., yang berkenan hadir secara pribadi.

“Selamat Hari Guru, dan selamat atas terselenggaranya acara ini, biasanya ini hanya dilaksanakan oleh pendidikan formal”, sambut Nugraheni Triastuti.

Kepala BBPMP mengungkapkan bahwa gelar karya P5 sudah ada di Pendidikan Formal, ini berlanjut di Pendidikan Non Formal di Kabupaten Banyumas.

Nugraheni juga menyampaikan pesannya bahwa kurikulum merdeka saat ini mengusung pembelajaran berdiferensial yakni mengikuti bakat minat peserta didik.

“Materi pembelajaran berdiferensial, sederhana disesuaikan dengan bakat minat peserta didik”, urainya.

Penjabat Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro, S,STP, M.Si., yang hadir dan membuka kegiatan secara langsung juga menyampaikan apresiasinya atas gelaran ini.

“Gebyar Pendidikan Non Formal Ini adalah yang pertama kali di Jawa Tengah, acara ini biasanya hanya dilaksanakan pada jenjang formal, terima kasih atas kontribusi semua pihak”, sambut Hanung Cahyo Saputro.

Pada kesempatan ini P.j Bupati juga menyoroti peran lembaga pendidikan non formal yang cukup vital dalam upayanya untuk menekan angka putus sekolah yang ada.

“Tingkat kemiskinan ekstrim dalam suatu daerah menyumbang angka putus sekolah cukup banyak”, ungkap Hanung.

Pj Bupati yang sebelumnya secara langsung mengunjungi salah satu wilayah terpencil yakni desa Watuagung, Kecamatan Tambak dimana desa ini merupakan desa paling utara di kecamatan Tambak yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kebumen di sepanjang batas sebelah timur dan Kabupaten Banjarnegara disebelah utara.

Hanung mencontohkan bahwa sulitnya akses ke sekolah di desa ini berimplikasi dengan tingginya angka putus sekolah.

“Akses  dan medan di desa Watuagung sangat sulit, dan ini butuh perhatian semua pihak agar angka putus sekolah tidak ada lagi ditahun 2024 besok”, ujarnya.

“Kondisi di Watuagung bisa terjadi di tempat lain, dan ini butuh terobosan serta dukungan dari semua pihak seperti peran CSR, Baznas serta Kementerian Agama untuk saling bahu membahu mengentaskan anak putus sekolah”, pungkasnya

(sunarto-27112023)

Related Posts

Komentar