Ka Dindik, Joko Wiyono: Ada Tiga Hal Penting yang Perlu Menjadi Catatan Guru untuk Optimalkan IKM
Kepala Dinas Pendidikan (Ka Dindik), Drs H Joko Wiyono, MSi sampaikan tiga hal penting yang perlu menjadi catatan para guru dalam optimalkan Implementasi Kurikulu Merdeka (IKM). Menurutnya guru harus adaptif, inovatif, dan memiliki komitmen. Ketiga hal tersebut ia sampaikan saat memberikan sambutan sekaligus membuka Workshop Revitalisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) Korwilcam Dindik Ajibarang, Kamis, (14/09/2023).
“Guru harus siap dengan tiga hal, yang pertama kebaruan, novelte. Guru harus bisa jadi teman curhatnya anak-anak. Sekolah yang nyaman dan ramah anak. Syukuri, patuhi, dan taat pada pimpinan. Kedua, guru harus berinovasi mengembangkan metode belajar. Ketiga, komitmen, profesi guru adalah profesi mulia,” Ucap Joko Wiyono menguatkan.
Menurut Joko Wiyono, kegiatan workshop revitalisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) yang diselenggarakan empat Gugus di Korwilcam Dindik Ajibarang merupakan kegiatan penting dan strategis untuk optimalisasi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Menurutnya kegiatan terebut merupakan kegiatan akademik yang diselenggarakan oleh forum akademik.
“Ini adalah kegiatan penting, kegiatan akademik, dimana guru adalah komunitas akademik. Guru adalah komunitas pembelajar. Kegiatan ini strategis, karena merupakan representasi keberhasilan kebijakan pemerintah mengenai IKM. IKM adalah gagasan baru, karena adanya surplus demografi yang luar biasa. Oleh karenanya perlu dibingkai lewat penguatan IKM untuk menyiapkan generasi emas 100 tahun Indonesia Merdeka,” ujar Joko Wiyono.
Kegiatan ini menurut Joko Wiyono sebuah upaya menghadapi tantangan era digital, dimana ada tiga kondisi anak didik kita sekarang, diantaranya anak terlihat lebih asik dengan gedjetnya, kurang bersosialisasi dengan teman-temannya, serta lebih individualisme.
“Tiga tantangan guru, pertama anak-anak malas bergerak, mager. Diharapkan bapak/ibu guru masuk kelas ada ice breaking. Tidak monoton mengajar. Yang kedua, sosiometrik rendah. Ikatan sosial pertemanan berkurang. Kuatkan sosialisasi anak didik kita dengan stimulus guru yang ceria, nyaman, dan ramah anak. Jadilah wali kelas yang mengenal anak dan latar belakang/profil anak. Tantangan anak zaman sekarang berbeda dengan zaman dulu. Ketiga, individualisme. Anak-anak sudah mulai berkurang komunitas sosialnya.
Ketua Panitia, Kusnaeni Achmad, SPd, menginformasikan bahwa kegiatan workshop Revitalisasi KKG merupakan tindak lanjut kegiatan sebelumnya, yakni penguatan IKM bagi Kepala Sekolah serta Guru Kelas 2 dan 5. Dengan Revitalisasi KKG, ia barharap IKM akan berjalan lancar dan optimal.
“Kegiatan ini merupakan rangkaian optimalisasi IKM guru kelas 2 dan 5, IKM kepala sekolah, dan ini adalah Revitalisasi KKG. KKG merupakan wadah pertemuan para guru untuk sharing dan diskusi lingkup bidang pendidikan. Harapan kami IKM bisa berjalan dengan baik dan optimal, dan terlaksana untuk kelas rendah dan kelas tinggi. Narasumber kegiatan dari Guru Penggerak Ajibarang yang membagi diri ke empat tempat tersebut,” ujar Kusnaeni.
Kegiatan Revitalisasi KKG menurut Kusnaeni diselenggarakan di empat tempat yang berbeda. Masing-masing dipusatkan di SD inti masing-masing Gugus. Semua guru, baik guru kelas maupun guru mata pelajaran menurutnya ikuti kegiatan tersebut.
“Kegiatan ini dilaksanakan serentak di empat tempat, yakni di Gugus Panjilesmana, Rantansari, Darmawiyata, dan Pakarti. Jumlah peserta keseluruhan yakni 373. Di mana untuk Gugus Rantansari 74 peserta, Darmawiyata 69 peserta, Pakarti 73 peserta, dan Panjilesmana 72 peserta,” ungkapnya. (Yusep Kurniawan)