
Gebyar Pendidikan Non Formal Banyumas: Wujud Eksistensi dan Aksi Nyata Warga Belajar
Purwokerto – 15 Oktober 2025
Kompleks Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas dua hari terakhir tampak semarak dengan gelaran Gebyar Pendidikan Non Formal (PNF) yang berlangsung pada Selasa–Rabu, 14–15 Oktober 2025. Kegiatan ini diikuti oleh warga belajar dari Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) se-Kabupaten Banyumas.
Beragam lomba digelar untuk menampilkan potensi, kreativitas, dan semangat kebersamaan peserta didik PNF. Di antaranya tari kreasi, peraturan baris-berbaris (PBB), bola voli putra dan putri, paduan suara Mars Kesetaraan, hingga pembuatan video profil lembaga.
Mengusung tema “Melalui Gebyar Pendidikan Non Formal Kita Sukseskan Gerakan Nasional Penanganan Anak Tidak Sekolah”, kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Banyumas, Dr. Agus Nur Hadi, S.Sos., M.Si. Turut hadir Kepala BBPMP Provinsi Jawa Tengah, Dr. Nugraheni Triastuti, S.E., M.Si., sejumlah kepala OPD, pengawas, penilik, serta perwakilan organisasi mitra.
Dalam sambutan tertulisnya, Bupati Banyumas menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menekankan pentingnya peran lembaga pendidikan non formal dalam meningkatkan akses pendidikan masyarakat, menangani Anak Tidak Sekolah (ATS), serta memperkuat daya saing dan mutu pendidikan di daerah.
Sementara itu, Sekda Banyumas dalam arahannya menegaskan bahwa pelayanan publik di era digital harus bergerak cepat dan adaptif. “Pelayanan pendidikan, termasuk di sektor non formal, kini perlu didorong dengan digitalisasi agar akses dan layanan kepada masyarakat menjadi lebih cepat dan efisien,” ujarnya.
Kepala BBPMP Jawa Tengah, Dr. Nugraheni Triastuti, memberikan apresiasi tinggi kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas atas konsistensinya menggelar Gebyar PNF. “Kegiatan ini adalah wujud nyata semangat warga belajar di Banyumas. Terima kasih kepada Bupati, Sekda, dan Kepala Dinas Pendidikan yang terus memberikan dukungan kepada sektor pendidikan non formal. Apresiasi juga kepada para penilik dan tutor yang telah memberikan solusi adaptif bagi masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Drs. Joko Wiyono, M.Si., menjelaskan bahwa Gebyar PNF merupakan bentuk intervensi dan sosialisasi kepada masyarakat bahwa pendidikan non formal bisa menjadi pilihan strategis untuk mengembangkan kompetensi, baik di bidang skill maupun non skill.
“Ini adalah bukti bahwa pendidikan non formal di Banyumas eksis dan terus maju. Sekaligus menjadi bentuk komitmen pemerintah daerah dalam menjamin kesetaraan akses dan layanan pendidikan bagi semua lapisan masyarakat,” tutup Joko Wiyono.
Dengan semangat kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, Gebyar Pendidikan Non Formal Banyumas menjadi bukti nyata bahwa pendidikan tidak hanya milik ruang kelas formal, tetapi juga hadir dan tumbuh di tengah masyarakat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. (sunarto-15102025)