
Dinas Pendidikan gelar Gebyar Inklusi sebagai ajang apresiasi talenta Anak Berkebutuhan Khusus
Dalam rangka menunjang keberhasilan program penuntasan wajib belajar 13 (tiga belas) tahun serta Deklarasi Kabupaten Banyumas sebagai Kabupaten Inklusif pada tahun 2016, Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas menyelenggarakan kegiatan Gebyar Inklusi Jenjang SMP Tahun 2025.
Kegiatan Gebyar Inklusi bertujuan untuk memberikan penguatan sebagai media edukasi, dan memberi ruang apresiasi karya. Kegiatan tersebut terdiri dari Talk Show tentang penguatan pendampingan bagi guru pendamping khusus dan orang tua dari Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) serta pentas unjuk talenta bagi siswa siswi ABK yang terdiri atas fashion show, menyanyi, menari, menggambar dan musikalisasi puisi.
Bertempat di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, acara dibuka oleh Bupati Banyumas Bapak Drs. Sadewo Tri Lastiono, M.M dan dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Banyumas Bapak Subagyo, S.Pd., M.Si., Camat Purwokerto Selatan, Danramil Purwokerto Selatan, Kapolsek Purwokerto Selatan dan dari Puskesmas Purwokerto Selatan, Ketua Dewan Pendidikan, serta kepala sekolah peserta gebyar inklusi.
Dilaksanakan pada hari Senin, 15 September 2025 kegiatan berjalan dengan sangat meriah. Peserta dari 42 SMP dengan jumlah Anak berkebutuhan Khusus (ABK) sebanyak 178 anak. Diawali dengan ceria ABK yang diikuti oleh 132 anak, kegiatan dilanjutkan dengan penampilan 90 anak yang menampilkan bakat menari, menyanyi, fashion show, mewarnai dan musikalisasi. Anak-anak peserta kegiatan antusias mengikuti hingga selesai.
Selain penempilan dari anak-anak berkebutuhan khusus, kegiatan gebyar inklusi juga menghadirkan narasumber dari psikolog Universitas Muhammadiyah Purwokerto Dr Nur’aeni, S.Psi., M.Si. dan Praktisi Konsultan Inklusi Imam Setiawan. Peserta terdiri dari guru pendamping dari sekolah penyelenggara inklusi dan orang tua murid yang berjumlah 42 guru dan 165 orang tua murid.
Dengan tema “Bersama Dalam Keberagaman Tumbuh Dalam Kebersamaan” menjadi ajakan untuk kita semua untuk tetap menyatu dalam perbedaa dan saling mendukung pertumbuhan, sehingga tidak anak yang tertinggal atau terabaikan dalam proses pendidikan.