Bimbingan Teknis IKM Bersama Tanoto Foundation
Purwokerto (13/7). Setelah sukses menggelar bimtek di Kabupaten Cilacap, Tanoto Foundation bergeser ke Kabupaten Banyumas. Masih dengan visi dan misi yang sama, Tanoto Foundation mendukung pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas Pendidikan Sekolah dan Madrasah, yakni melalui Bimbingan Teknis Implementasi Kurikulum Merdeka (Bimtek IKM). Pada kesempatan kali ini Bimtek diselenggarakan selama dua hari itu, 13 – 14 Juli 2022, bertempat di D’Garden Purwokerto. Bimtek dihadiri oleh kepala madrasah, pengawas, waka kurikulum dan guru madrasah se-Kabupaten Banyumas.
“Banyak keluhan dari guru di berbagai kabupaten bahwa sosialisasi Kurikulum Merdeka yang diberikan masih bersifat general. Pada tataran teori serta konsep, sebenarnya semua sudah ada di panduan kementerian, jadi tidak ada alasan kalau tidak memahami,” jelas Saiful Huda Shodiq dari Tanoto Foundation selaku narasumber saat memberikan sambutan pada acara Bimtek IKM, Rabu (13/07).
Bekerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, kegiatan ini digelar dengan sistem hybrid, yaitu secara langsung yang diikuti oleh 30 kepala madrasah terdiri dari 8 MTs dan 22 MI negeri dan swasta. Setiap madrasah mengirimkan utusan 2 orang. Sementara itu, melalui aplikasi Zoom Meeting yang diikuti oleh 221 peserta guru dari MTs dan MI negeri dan swasta.
Selain Saiful, hadir pula Roly Cristy Tambunan (Trainer Spesialist Tanoto Foundation), dan secara daring Dr. Nurkolis, M.M. (Koordinator Provinsi Tanoto Foundation Jawa Tengah) sebagai narasumber Bimtek IKM.
Pada saat sambutan pembukaan, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas H. Aziz Muslim, S.Ag., M.Pd.I., menyampaikan bahwa Bimtek IKM adalah hal yang sangat strategis dan urgent dalam pemajuan SDM, khususnya para praktisi pendidikan. Kegiatan Bimtek IKM menjadi bukti komitmen para pemangku kebijakan dunia pendidikan Banyumas dan kota/kabupaten lain di Jawa Tengah.
“Komitmen dan antusiasme yang luar biasa. Mudah-mudahan hasil ikhtiar bersama ini berbanding lurus dengan harapan kita semua. Kami mengucapkan terima kasih kepada Tanoto Foundation. Semoga lembaga yang dibina dan difasilitasi semakin luas, tidak hanya di kecamatan tertentu saja,” ungkap Aziz, “sebab sebenarnya di desalah yang juga perlu mendapatkan bimbingan dan pendampingan agar lembaga yang berada di bawah Kementerian Agama khususnya di Kabupaten Banyumas bisa maju bersama.”
Lebih lanjut Aziz manyatakan salah satu kunci keberhasilan dunia pendidikan adalah kehadiran sumber daya manusia yang andal, termasuk seluruh guru dan kepala madrasah peserta Bimtek IKM yang menjadi team work penentu keberhasilan.
“Era digital menuntut guru agar tidak kagetan, tidak ngantukan, dan tidak nggumunan. Di era disruptif dan globalisasi yang luar biasa ini guru tidak boleh gaptek lagi. Guru harus progresif, berinovasi, dan bersemangat merespon perkembangan yang ada,” lanjut Aziz.
Di dalam bimtek IKM itu, seluruh peserta diajak untuk merumuskan unsur penting pendekatan belajar aktif dan karakteristik mata pelajaran. Dari dua rumusan tersebut, peserta kemudian menyusun tujuan pembelajaran (TP), alur tujuan pembelajaran (ATP), dan modul ajar (MA) sesuai dengan capaian pembelajaran. Dalam penyusunan tiga unit pembelajaran tersebut, peserta juga diajak merumuskan pertanyaan pemantik dan LKPD, juga assessment dan penilaian.
Sesi bimbingan selanjutnya adalah penguatan. Peserta kembali dibekali dengan pemahaman mengenai struktur dan komponen kurikulum merdeka, serta pengenalan website sebagai sumber belajar. Sebagai akhir, penugasan diberikan dalam bentuk penyusunan TP, ATP, dan MA. Dalam penugasan tersebut dilakukan pula pendampingan secara daring.
Dalam kesempatan yang sama, Saiful juga menjelaskan bahwa sesuai laporan dari BBPMP, Jawa Tengah memiliki target 18 ribu sekolah untuk mendapatkan sosialisasi Kurikulum Merdeka dan yang mendaftar sudah sampai angka 32 ribu.
“Tanoto Foundation mendapat amanah sebagai salah satu mitra pembangunan untuk menyosialisasikan Kurikulum Merdeka. Kami memutuskan untuk menyiapkan materi-materi praktis. Kami tidak lagi berbicara tentang teori,” terang Saiful.
“Semua ikhtiar kami lakukan, tidak hanya pelatihan di tingkat sekolah atau madrasah saja, namun juga bekerja sama dengan BBPMP dan pemerintah daerah agar amplifikasi bimtek IKM ini jauh lebih luas dan dapat didiseminasikan secara mandiri ke seluruh sekolah atau madrasah se-Jawa Tengah,” harap Nurkolis optimis.(tanotofoundation)
***