Kelas Dokter!, Inspirasi dan Belajar Jadi Dokter Kecil di Masa Pandemi

Kelas Dokter!, Inspirasi dan Belajar Jadi Dokter Kecil di Masa Pandemi

Sesi Kolaborasi Ahli dalam Pembelajaran di Kelas Pandemi

Banyumas – Proses belajar dari rumah terkadang menjadi hal yang membosankan bagi siswa jika tidak disertai dengan strategi pembelajaran yang unik dan menarik. Guru harus berinovasi agar menghasilkan pembelajaran menyenangkan dan bermakna sesuai konteks belajar siswa di rumah.

Salah satunya dilakukan oleh Anis Septiani, guru kelas IV SDN Ciandong, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Meskipun di sekolah kecil dan di desa, Anis mencoba berinovasi menggunakan strategi baru yang diberi nama “SeKolAh”.

SeKolAh merupakan singkatan dari sesi kolaborasi ahli. Strategi ini sengaja dirancang Anis yang terinspirasi saat mengikuti pelatihan praktik baik Tanoto Foundation. Kegiatan ini dilakukan untuk mengatasi kejenuhan siswa saat belajar dari rumah. Bentuknya dengan mengundang para ahli di bidang tertentu untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa pada kelas Daring.

“Kebetulan di kelas IV ini ada materi IPA tentang indera pendengaran manusia. Saya berinisiatif mengundang ahli kesehatan untuk ikut belajar bersama di kelas daring saya,” ujar Anis yang juga merupakan fasilitator program PINTAR Tanoto Foundation Banyumas ini.

Dalam salah satu sesi contohnya, Anis menghadirkan guru tamu yaitu seorang dokter untuk ikut menyampaikan materi IPA seputar indera pendengaran manusia. “Saya mengajak teman, dokter Dias Isnanti, seorang dokter asal Jakarta Timur untuk berkolaborasi di kelas daring saya,” katanya.

Anis memanfaatkan WA grup paguyuban kelas 4 untuk melaksanakan pembelajaran dan mengundang dokter Dias untuk bergabung ke WA grup, kemudian mempersilakannya menyampaikan materi seperti sistem kulwap (kuliah WhatssApp).

Pembelajaran dengan strategi SeKolAh ini dibagi menjadi empat sesi, yaitu sesi sapa kenal, sesi penyampaian materi, sesi diskusi dan tanya jawab, serta sesi praktik mandiri.

Pada sesi penyampaian materi, ada empat pokok bahasan yang disampaikan oleh dokter Dias. Antara lain tentang bagian telinga manusia beserta fungsinya, proses mendengar pada manusia, gangguan pada telinga manusia, serta cara merawat telinga dengan baik dan benar. Cara penyampaian materi pun bervariasi, seperti menggunakan chat WA, voice note, dan video-video pembelajaran.

Setelah itu, diadakan sesi diskusi dan tanya jawab seputar materi. Siswa diberi kesempatan melakukan tanya jawab melalui beberapa cara, seperti menggunakan video call, telepon langsung, voice note, ataupun chat WA. Karena masih malu-malu, mereka lebih memilih chat WA dan voice note dalam bertanya.

“Adik-adik harus tetap menjaga kebersihan telinga ya, tidak boleh mengorek telinga dengan apapun yang berbahaya. Jika ada keluhan, segera datang ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas,” papar dokter Dias memberi motivasi.

Secara psikologis, pembelajaran bersama orang baru memberikan kesan yang berbeda bagi anak. Anak menjadi lebih perhatian, sehingga mereka lebih tertarik dan tertantang dalam belajar.

“Ternyata selama ini kami masih salah dalam membersihkan telinga. Seharusnya tidak menggunakan benda yang berbahaya, karena dapat melukai gendang telinga,” ujar Miko Marsus Pandega, Siswa kelas IV SDN Ciandong saat refleksi.

Setelah belajar bersama dokter Dias, siswa diminta untuk melakukan praktik langsung tentang cara membersihkan telinga dengan benar sesuai panduan LKPD didampingi oleh orangtua.

Setelah itu, siswa juga diberi tantangan untuk menjadi dokter kecil dengan mengajak anggota keluarga maupun tetangga sekitar rumah agar membersihkan telinga dengan cara yang benar.

Meskipun terlihat sederhana, nyatanya masih banyak ditemukan orang yang masih lalai dalam membersihkan telinga. “Masih ada tetangga saya yang membersihkan telinga dengan bulu ayam bu, padahal itu tidak boleh,” kata Bima Al Akbar.

Anis menambahkan praktik baik dengan strategi SeKolAh tentunya disesuaikan dengan kondisi dan konteks materi. Banyak ahli di lingkungan sekitar yang dapat dijadikan narasumber. Bahkan orang tua siswa pun dapat di undang untuk berkolaborasi.

Related Posts

Komentar