Masyarakat Banyumas beri Apresiasi bagi Tontowi
Sosok Tontowi Ahmad pasti sudah tidak asing bagi penggemar bulutangkis Indonesia. Prestasi terbaru atlit berusia 29 tahun tersebut berhasil merebut medali emas sektor Ganda Campuran Olimpiade Rio 2016, Brasil dengan rekan pasangannya Lilyana Natsir.
Anak laki-laki pasangan H. Mohamad Khusni dan Hj.Masruroh ini lahir di Sumpiuh pada tanggal 18 Juli 1987. Hari ini Tontowi Ahmad atau yang akrab dipanggil Owi ini diarak dari Tanah kelahirannya Desa Selandaka, Sumpiuh menuju Pendopo Kabupaten Banyumas yang berjarak sekitar 35 km.
Rombongan Pemerintah Daerah Kab. Banyumas yang dipimpin langsung oleh Bupati Banyumas Ahmad Husein bertolak dari Sumpiuh Pukul 07.30 melalui jalan raya Sumpiuh-Kemranjen-Banyumas-Kalibagor-Sokaraja dan berakhir di Pendopo Bupati Pukul 11.00 WIB. Ribuan warga masyarakat dan anak sekolah sambut Juara Olimpiade ini di sepanjang jalan yang dilalui.
Dalam sambutannya Bupati Banyumas menyampaikan bahwa tidak ada sebuah prestasi maksimal tanpa perjuangan. “Ketika kita mau mencapai puncak gunung, pasti kita harus melewati lembah dan bukit” ujar Bupati. “Begitu juga dengan Tontowi yang telah melalui perjalanan panjang penuh tangisan, halangan dan keringat” sambungnya.
Sementara itu Mohamad Khusni menceritakan bahwa sebenarnya Tontowi kecil awalnya tidak begitu suka dengan olahraga Bulutangkis. “Ketika disuruh latihan semangatnya kurang” kenangnya. “Namun sebagai orang tua saya punya tekad untuk selalu mendukung dia berlatih setiap pagi dan malam selepas Owi mengaji. Kalau saya ceritakan perjalanannya hingga menjadi juara saat ini tidak akan selesai sampai satu minggu,” sambungnya.
Pada kesempatan yang sama Ibu dari Owi Hj. Masruroh menceritakan bahwa sebagai seorang ibu sudah sewajarnya mendukung apa cita-cita dari buah hatinya. “Semenjak kecil saya rutin membelikan susu sapi murni dari Baturraden setiap pagi ketika Owi berlatih bulutangkis. Saya juga selalu berusaha memberikan gizi yang cukup pada Owi guna menunjang cita-citanya.” Kata Masruroh.
“Tak hanya kegiatan olah raga bulutangkis, sebagai orang tua saya selalu mengingatkannya untuk senantiasa mengaji. “Ketika ayahnya membawanya berlatih sampai larut malam selepas mengaji sore harinya sebenarnya hati kecil seorang ibu menangis tak tega. Namun Alhamdulilah semuanya sudah terbayar saat ini” kenang Masruroh.
Acara puncak di Pendopo Banyumas ini adalah ramah tamah dan tanya jawab langsung dari Tontowi Ahmad dengan anak-anak sekolah yang sebagian besar adalah calon-calon atlit muda bulutangkis di wilayah Banyumas serta pemotongan 40 buah tumpeng sebagai wujud rasa syukur masyarakat Banyumas.
Atas prestasi ini Pemerintah Daerah menyerahkan 2 (dua) unit sepeda motor untuk Tontowi Ahmad, masing-masing dari Pemerintah Daerah Kabupetan Banyumas dan Persatuan Olahraga Bulu Tangkis Banyumas.
“Jangan dilihat dari nilainya, karena saya yakin ini tidak ada artinya jika dibandingkan dengan prestasi Tontowi namun anggaplah sebagai tali kasih, rasa terima kasih dan kenang-kenangan dari kami masyarakat Banyumas” pungkas Bupati Banyumas.(sunarto-dindik bms)