Rangkul ABK agar menjadi Pribadi yang Tumbuh dan Berkembang
“Kami memang tidak mempunyai tubuh yang sempurna, namun kami punya semangat dan cita-cita untuk tetap bisa berkarya, membangun bangsa,” itu sepenggal kalimat yang terucap oleh Anak-anak Berkebutuhan Khusus (ABK) SLB Yakut Purwokerto.
Bagi sebagian orang tua, mempunyai anak difabel maupun berkebutuhan khusus mungkin akan diliputi rasa malu, bahkan tidak sedikit yang berusaha menyembunyikannya dari lingkungan dan masyarakat sekitar.
Namun saat ini pandangan masyarakat tidak lagi manganggap mereka sebagai aib keluarga, ABK tetaplah bagian dari masyarakat yang perlu dirangkul, dibimbing dan diberi tempat yang lebih banyak agar tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat.
“Buat anak-anak gembira, berikan mereka empati,” sambut Bupati Banyumas Ahmad Husein yang didampingi Bunda PAUD Erna Sulistyawati Husein saat memberikan sambutan dalam pembukaan Gebyar Pendidikan Inklusi di Lapangan Kecamatan Cilongok, Selasa (27/8/2019).
“Buatlah mereka menjadi orang yang percaya diri seperti orang lain, mereka juga tidak minta dikasihani, rangkulah mereka agar menjadi pribadi-pribadi yang berkreatifitas sehingga muncul sifat-sifat positif lainnya”, sambungnya.
Saat ini ujung tombak pendidikan bagi ABK adalah sekolah inklusi, karena belum semuanya bisa menerapkan pendidikan inklusi. Untuk mengetahui sejauh mana pendidikan inklusi berjalan Bupati akan mengecek sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan inklusi , termasuk pembelajaran dan setiap perkembangannya.
"Kami juga akan minta Kepala Dinkominfo untuk bisa menyajikan data terbaru berbasis android agar mudah saya akses setiap saat", tambah Bupati.
Gebyar Pendidikan Inklusi yang berlangsung 2 (dua) hari hingga esok (28/8/2019) merupakan bentuk sosialisasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas akan pentingnya pendidikan inklusi.
“Saat ini sudah terdapat 590 sekolah inklusi dari jenjang PAUD, SD dan SMP yang siap untuk menampung dan mendidik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK),” ujar Irawati Kepala Dinas Pendidikan disela-sela Acara Gebyar Pendidikan Inklusi di lapangan Cilongok, Selasa (27/8/2019).
“Kegiatan Ini sebagai salah satu bentuk sosialisasi dan dukungan Dinas Pendidikan dalam mensukseskan wajib belajar 9 tahun, dimana salah satu alasan putus sekolah dari mereka adalah para ABK,” tambahnya.
“Gebyar Pendidikan Inklusi menampilkan banyak acara, yakni pameran produk sekolah inklusi, lomba dan kreatifitas seni ABK, seminar parenting, donor darah dan pagelaran wayang kulit dengan lakon Sukrasana sebagai tokoh difabel,” pungkasnya.
Pada saat yang sama Bupati Banyumas juga melaunching buku Bahasa Jawa SMP Karya Guru-guru SMP di Banyumas “Bahasa lan Sastra Panginyongan”. (es-27082019)